Dosen: Miftahul Ulum, M.Pd.
Jadwal: Hari Jumat
Jam Pertama 10.00 – 11.20
Jam Kedua 13.00 – 14.20
Dosen: Miftahul Ulum, M.Pd.
Jadwal: Hari Jumat
Jam Pertama 10.00 – 11.20
Jam Kedua 13.00 – 14.20
Dosen: Miftahul Ulum, M.Pd.
Jadwal: Hari Jumat
Jam Pertama 10.00 – 11.20
Jam Kedua 13.00 – 14.20
Dosen menyajikan seperangkat bahan kajian materi tentang komunikasi pembelajaran dari nash-nash yang telah ditentukan;
Mahasiswa mampu mengidentifikasi, menelaah dan mengelaborasi konsep komunikasi dari nash-nash yang disajikan;
Definisi & Objek Komunikasi
Untuk bisa memahami definisi objek dari komunikasi, silahkan simak terlebih dahulu beberapa situasi berikut ini:
Pertama:
Suatu petang anda berdiri takjub ditepi padang ilalang dan berkata: ”Wahai Rumput yang bergoyang, sungguh indah pemandangan yang kauberikan padaku dipetang ini”.
Kedua:
Suatu hari anda ziarah ke makam ibu anda. Sambil menabur bunga dan lirih berkata: ”Ibu maafkan anakmu ini, jika selama ibu hidup sering membuat kesal”
Ketiga:
Ujang sedang bersama kucingnya, selanjutnya ujang berbicara:
”Moly, moly, moly...”
Dari ketiga kondisi di atas, mahasiswa setidaknya akan menemukan beberapa clue yang berhubungan dengan komunikasi. Clue tersebut sangat berkaitan dengan definisi, objek bahkan unsur-unsur komunikasi.
Clue yang ditemukan diantaranya: 1) Usaha, Informasi 2) Manusia.
Maka berdasarkan pada hasil pengamatan di atas, dapat kita buat definisi operasional dari komunikasi adalah
Komunikasi adalah usaha/motif yang dilakukan dengan sengaja oleh sesorang dalam menyampaikan pesan kepada orang lain.
“Komunikasi pembelajaran adalah proses interaksi yang disengaja dilakukan oleh siswa antar siswa, siswa antar guru atau sebaliknya, begitupun dengan yang lainnya”
Urgensi Komunikasi
Ada beberapa aspek yang menjadi sebab komunikasi itu menjadi sangat penting:
Adanya Potensi indra
Dari semua makhluk manusia satu-satunya makhluk yang memiliki indra dan fungsinya yang paling canggih. Karena keberadaan indra-indra tersebut ditunjang oleh afidah atau pemahaman didasarkan dengan intusi, mulai dari penglihatan, pendengaran, pengecap, perasa. Maka dipastikan akan sangat berbeda proses komunikasi yang dilakukan oleh manusia dengan makhluk dengan selain mahasiswa, sekalipun di makhluk lain seperti hewan memiliki indra yang sama!
Manusia Sebagai Mahluk Sosial
Sebagai makhluk sosial, proses komunikasi merupakan fitrah manusia. Keberadaan manusia tidak lepas dari adanya interaksi dengan orang lain.
Faktor Kebutuhan
Komunikasi diperlukan untuk mengatur irama pergaulan antarmanusia. Cara manusia berkomunikasi akan sangat menentukan posisi dan keseimbangannya di tengah masyarakat.
Adanya Hasrat
Upaya Adaptasi dengan Lingkungan
Konsep Komunikasi dalam Perspektif Al-Qur'an
Secara garis besar, Islam mengarahkan agar manusia bisa mengaplikasikan konsep Bil Hikmah (QS. An-Nahl [16]: 125) dalam melangsungkan proses ibadah sosial diantaranya melalui komunikasi dengan sesama makhluk Allah yang lain di muka bumi. Adapun secara lebih terperinci, konsep bil hikmah ini dapat dijabarkan dalam beberapa konsep turunan berikut, yang mana rujukannya masih bersumber dari Nash Al-Qur’an.
a. Qawlan Baligha (An-Nisa’ [4]: 63)
Berbicara dengan menggunakan ungkapan yang mengena, mencapai sasaran dan tujuan, bicaranya jelas, terang, dan tepat. Ini berarti bahwa bicaranya efektif.
b. Qawlan Karima (Al-Isra’ [17]: 23)
Berbicara mulia yang menyiratkan kata yang isi, pesan, cara serta tujuannya selalu baik, terpuji penuh hormat, mencerminkan akhlak yang luhur, terpuji dan mulia.
c. Qawlan Maysura (Al-Isra’ [17]: 28)
Berbicara dengan baik, layak, wajar dan pantas, agar orang tidak kecewa atau tersinggung.
d. Qawlan Ma’rufa (Al-Baqarah [2]: 235, An-Nisa’ [4]: 8, Al-Ahzab [33]: 32)
Perkataan yang baik dan benar, dengan menempatkan dirinya pada posisi yang tepat menurut sudut pandang hak dan tanggung jawabnya.
e. Qawlan Layyina (Thaha [20]: 44)
Berkata dengan lemah lembut, dengan mengindahkan unsur tata krama atau nilai kesantunan dalam berkomunikasi.
f. Qawlan Sadida (An-Nisa’ [4]: 9, Al-Ahzab [33]: 70)
Berbicara yang benar sesuai dengan ketentuan, yang menunjukkan bahwa salah satu konsekuensi dari keimanan adalah berucap dengan perkataan yang sadid/benar.
Simpulan
Secara hakikatnya manusia diutus di muka bumi ini dengan mengemban dua tugas utama, yakni sebagai ‘abd (hamba) dan khalifah (pengganti/pengelola). Dalam Q.S. Al-Hujurat[49]:13, Allah lebih menekankan peran sosial manusia sebagai khalifah tadi, melalui kata “lita’arafu”, yang dapat diartikan “untuk saling mengenal.” Dan salah satu faktor yang bisa menjembatani realisasi peran sosial manusia tersebut ialah melalui terjalinnya sebuah proses komunikasi.
Secara garis besar, Islam mengarahkan agar manusia bisa mengaplikasikan konsep Bil Hikmah (QS. An-Nahl [16]: 125) dalam melangsungkan proses ibadah sosial, diantaranya melalui komunikasi dengan sesama makhluk Allah yang lain di muka bumi. Adapun secara lebih terperinci, konsep bil hikmah ini dapat dijabarkan dalam beberapa konsep turunan berikut:
a. Qawlan Baligha
b. Qawlan Karima
c. Qawlan Maysura
d. Qawlan Ma’rufa
e. Qawlan Layyina
f. Qawlan Sadida
You can customize the color, shadow, style, text, title, etc of your accordion on your WordPress website using accordion widget from Elementskit addons for Elementor.
You can customize the color, shadow, style, text, title, etc of your accordion on your WordPress website using accordion widget from Elementskit addons for Elementor.